Selasa, 27 Mei 2008

Tonkol Darat

Tonkol Darat. Nama tersebut tercetus sekitar tahun 2002. Dimulai dari kebiasaan Gw dan lima orang temen kuliah (Nay, Her, Ry, Had & Bim) menggunakan kata “Tongkol” untuk menggantikan kata “Tolol” dalam menegaskan tingkat intelegensi seseorang. Karena keseringan, udahannya orang-orang manggil kita Tonkol Darat yang definisinya adalah "sekumpulan pemuda tak tentu arah yang sering menggunakan kata Tonkol dan hidup di darat". Huruf "G" pada kata Tongkol sengaja dihilangkan supaya dalam penulisan lebih eye catching.
Nay adalah seorang putra Betawi. Domisili di sekitar Manggarai. Kadang-kadang kita panggil dia Mangganay untuk menghormati tanah leluhurnya. Keunikan beliau adalah seringnya dia bergaul dengan orang-orang dari fakultas sebelah. Bahkan memutuskan untuk tinggal serumah dengan mereka ketimbang milih kosan atau kontrak rumah dengan temen2 satu fakultas. Well, at least dia bisa menjual dirinya keluar lingkungannya. Keanehan yang lain adalah Nay pernah naksir berat dengan salah satu senior. Sebetulnya yang bikin aneh alesannya, dia kesengsem banget saat senior tersebut ngomel-ngomel dan ngebentak2 kita waktu ospek. Kebayang gak? Ditengah2 makian, bentakan dan cercaan dia bisa menemukan benih cinta (walaupun bertepuk sebelah tangan) di situ?
Her peduli banget dengan rambutnya. Sebetulnya, mati gaya dengan rambutnya. Sumpah, kriting keribo orang bunting naek kebo. ampe bingung mau diapain. Bolak-balik ke salon ya begitu-begitu aja. Udahannya pada saat F4 lagi booming dan teknologi bonding rambut mulai terkenal dia mutusin untuk ngebonding rambutnya. Hasilnya? Lo tau marmer lantai yang ukuran 30 cm x 30 cm? Sekarang bayangin benda tersebut tumbuh di kepala seseorang.
Ry punya kebiasaan ngilang. Dia ikut berbagai kegiatan di luar kampus. Kita memutuskan menyebut kegiatan dia dengan kata "Ngaje". Asal katanya dari "KJ" yang yang diberi imbuhan "Ng" sehingga menjadi kata kerja dan merupakan singkatan dari "Kagak Jelas".
Had agak2 rasialis. Dia hanya tertarik pada wanita-wanita etnis tertentu. Fantasi sexnya menjijikan. Sampe rada males Gw ngebahasnya di sini.
Bim memiliki anugerah berupa pigmen yang berlimpah. Item maksudnya.Tingkahnya paling aneh. Pernah satu kali kita dateng ke pusat perbelanjaan tiba-tiba dia bediri di deket pajangan pakaian dalam trus tereak tereak "masih ada, masih ada. ayo mbak yang baju merah, jangan liat-liat aja. yang jauh mendekat yang dekat merapat". Persis kayak tukang beha di tanah Abang. Kita cuman bisa ngelus dada sambil istighfar dari jauh.
There are so many things that we share. Moment paling meaningless adalah ngabisin malem minggu di Dago sambil nongkrong di Roti Bakar Madtari. Kebayang kan? Malem Minggu, 6 orang cowo, roti bakar. Kalo kata salah seorang Senior Manager di salah satu unit kerja "Buat apa Kau punya K**t*l?"
Sedangkan momment yang lumayan berarti adalah sama-sama sebagai satu tim ngerjain proyek Manajemen Stratejik. Kebayang lagi kan? Malem Minggu, 6 orang cowo, perpustakaan. Paling nggak kita dapet jempol dari dosen dan tim lain untuk tugas gila tersebut.
Sekarang semua dah pada mencar. Nay jadi tukang bangunan di Jakarta (perusahaan kontraktor swasta), Her jadi tukang minyak di Balikpapan (BUMN pertambangan), Ry jadi tukang susu di Surabaya (perusahaan multi nasional), Had jualan sembako dan kebutuhan rumah tangga di Palembang (perusahaan jaringan supermarket), dan Bim jadi tukang rokok di Jakarta (perusahaan produsen rokok). i miss u all guys...

Senin, 05 Mei 2008

Studi Linguistik

Paling nggak ada 3 bahasa yang bisa Gw jabarkan contoh perbedaan penggunaannya untuk skenario yang sama. Lo bayangin ada orang naik angkutan umum dan tiba waktunya untuk berhenti.
Di Jakarta,
"Pemberhentian berikutnya Bundaran HI. Periksa barang bawaan Anda dan hati-hati melangkah. Next destination Bundaran HI. Please check your belonging and step carefully".
Trus biasanya kedengeran orang ngomong "Permisi... permisi... permisi..." takut kebawa ke halte berikut gara-gara ketiduran sambil nyelip2 di antara ketek orang yang pegangan ke atas.
Di Bandung, terjadi sedikit percakapan.
"Kiri a'.
"Payun sekedik Jang, aya polisi".
Terjemahannya
"Bro, minggir dong".
"Depan dikit Brur, ada polisi".
Di Medan
"Minggir Bang! Woy Bang Minggir! Hoy! Minggir lah Kau!".
"Sabar sikit!" trus berhenti setelah suasana hati si sopir rada enak. hahahahhehehehhhh.
Ada juga beberapa kejadian yang berkaitan dengan bahasa. Suatu hari Gw berhadapan dengan seorang nasabah yang dananya turun drastis
"Bu, kok dananya gak pernah naik lagi nih? Pindah ke bank lain ya?" dengan tampang sok akrab.
"Uang ku hilang ditoko, Bang"
(hipotesa awal: si Ibu ini buka toko dan uangnya dipake buat beli toko tsb.
"Memangnya Ibu beli toko di mana? Apa tidak lebih baik kami tawarkan kredit?". Cross sellingnya jalan dong...
"Ditoko orang, Bang"
(Hipotesa kedua: Si ibu ini beli toko trus tokonya disedekahin ke orang).
"Oohh.. trus tokonya sekarang dipake apa?" Tetep nyari peluang bisinis...
"Ditoko orang, Bang... Kena toko Aku... Kena Tipu!".
Damn! ternyata "toko" itu di Medan artinya "tipu".
Gw yakin Lo yang pada gak pernah bergaul secara Medan gak tau juga hal ini.

Suatu hari Gw ada training, waktu Oom Fasilitatornya ngomong kurang jelas lidah Gw yang telah terkontaminasi beras ama aer Medan kontan menyergah
"Cemmana?"
(Cemmana itu awal katanya dari "macam mana" yang artinya "bagaimana").
Sontak seluruh mata milik pihak-pihak yang mengkondisikan diri untuk mendengar bahasa Jakarta karena secara geografis memang sedang berada di Jakarta nengok ke arah Gw sambil geleng-geleng.
Daripada tanggung sekalian Gw ralat
"Cemmane?"
(Asal kata dari "macam mane" yang artinya "begimane" dalam bahasa Betawi).

Kejadian lain di Jakarta tiba-tiba Gw mendendangkan lagu Batak yang judulnya Boru Panggoaran. Sempet ngetop waktu dibawain sama Victor Hutabarat. Temen-temen Gw yang orang Batak ampe tercengang!
Kejadian lain berkaitan dengan lagu, Gw sempet masang ring back tone lagunye Benyamin Sueib "Gerimis". Trus satu kali ada security kantor Gw nelpon ngabarin ada masalah di kantor.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam Pak Arip.. Maap ganggu pak... ATM kita uangnya sangkut nih...".
Gw langsung tancep gas ke kantor karena ATM yang gak berfungsi merupakan isu krusial di dunia perbankan.
Lagi tengah2 berjuang make kolor, telepon berdering lagi. Waduh, pasti orang kantor pusat dah mulai negor ke kantor Gw nih.
"Assalamu'alaikum, iye iye... Gw begerak nih".
"Nggak papa kok Pak, Saya cuman pengen denger lagu Benyaminnya lagi"...
Horas!!!