Senin, 05 Mei 2008

Studi Linguistik

Paling nggak ada 3 bahasa yang bisa Gw jabarkan contoh perbedaan penggunaannya untuk skenario yang sama. Lo bayangin ada orang naik angkutan umum dan tiba waktunya untuk berhenti.
Di Jakarta,
"Pemberhentian berikutnya Bundaran HI. Periksa barang bawaan Anda dan hati-hati melangkah. Next destination Bundaran HI. Please check your belonging and step carefully".
Trus biasanya kedengeran orang ngomong "Permisi... permisi... permisi..." takut kebawa ke halte berikut gara-gara ketiduran sambil nyelip2 di antara ketek orang yang pegangan ke atas.
Di Bandung, terjadi sedikit percakapan.
"Kiri a'.
"Payun sekedik Jang, aya polisi".
Terjemahannya
"Bro, minggir dong".
"Depan dikit Brur, ada polisi".
Di Medan
"Minggir Bang! Woy Bang Minggir! Hoy! Minggir lah Kau!".
"Sabar sikit!" trus berhenti setelah suasana hati si sopir rada enak. hahahahhehehehhhh.
Ada juga beberapa kejadian yang berkaitan dengan bahasa. Suatu hari Gw berhadapan dengan seorang nasabah yang dananya turun drastis
"Bu, kok dananya gak pernah naik lagi nih? Pindah ke bank lain ya?" dengan tampang sok akrab.
"Uang ku hilang ditoko, Bang"
(hipotesa awal: si Ibu ini buka toko dan uangnya dipake buat beli toko tsb.
"Memangnya Ibu beli toko di mana? Apa tidak lebih baik kami tawarkan kredit?". Cross sellingnya jalan dong...
"Ditoko orang, Bang"
(Hipotesa kedua: Si ibu ini beli toko trus tokonya disedekahin ke orang).
"Oohh.. trus tokonya sekarang dipake apa?" Tetep nyari peluang bisinis...
"Ditoko orang, Bang... Kena toko Aku... Kena Tipu!".
Damn! ternyata "toko" itu di Medan artinya "tipu".
Gw yakin Lo yang pada gak pernah bergaul secara Medan gak tau juga hal ini.

Suatu hari Gw ada training, waktu Oom Fasilitatornya ngomong kurang jelas lidah Gw yang telah terkontaminasi beras ama aer Medan kontan menyergah
"Cemmana?"
(Cemmana itu awal katanya dari "macam mana" yang artinya "bagaimana").
Sontak seluruh mata milik pihak-pihak yang mengkondisikan diri untuk mendengar bahasa Jakarta karena secara geografis memang sedang berada di Jakarta nengok ke arah Gw sambil geleng-geleng.
Daripada tanggung sekalian Gw ralat
"Cemmane?"
(Asal kata dari "macam mane" yang artinya "begimane" dalam bahasa Betawi).

Kejadian lain di Jakarta tiba-tiba Gw mendendangkan lagu Batak yang judulnya Boru Panggoaran. Sempet ngetop waktu dibawain sama Victor Hutabarat. Temen-temen Gw yang orang Batak ampe tercengang!
Kejadian lain berkaitan dengan lagu, Gw sempet masang ring back tone lagunye Benyamin Sueib "Gerimis". Trus satu kali ada security kantor Gw nelpon ngabarin ada masalah di kantor.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam Pak Arip.. Maap ganggu pak... ATM kita uangnya sangkut nih...".
Gw langsung tancep gas ke kantor karena ATM yang gak berfungsi merupakan isu krusial di dunia perbankan.
Lagi tengah2 berjuang make kolor, telepon berdering lagi. Waduh, pasti orang kantor pusat dah mulai negor ke kantor Gw nih.
"Assalamu'alaikum, iye iye... Gw begerak nih".
"Nggak papa kok Pak, Saya cuman pengen denger lagu Benyaminnya lagi"...
Horas!!!

5 komentar:

Unknown mengatakan...

hahahahhah
geblek ah lo Gon

Muhammad Arif Bijaksana mengatakan...

Gw geblek tapi nice like sugar and spice... halah.

Anonim mengatakan...

Ohoh

Rupa-rupanya toko = tipu di Medan ya??
Jadi belajar sth new nih hari ini. Hiks! :D

btw, salam kenal yah!

Muhammad Arif Bijaksana mengatakan...

Baca blognya Fsyarina juga bisa belajar bahasa Melayu. Hehehehehhh...

Anonim mengatakan...

hahaha, rindu juga kau sama bahasa medan kan rip!